Minggu, 26 Juli 2015

penentuan total suspended solid secara gravimetri



Penentuan TSS secara Gravimetri
         Padatan tersuspensi adalah padatan atau bahan-bahan yang tersuspensi dengan diameter > 1 μm yang ukuran maupun beratnya lebih kecil daripada sedimen misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, jasad-jasad renik, lumpur, pasir halus dan sebagainya yang disebabkan oleh kikisan tanah yang terbawa ke badan air. Air buangan industri mengandung jumlah padatan tersuspensi dalam jumlah yang sangat bervariasi tergantung dari jenis industrinya. Air buangan industri-industri makanan, terutama industri fermentasi dan industri tekstil sering mengandung padatan tersuspensi dalam jumlah relatif tinggi (Effendi, 2003). TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan dan Edward, 2003).
       Sugiharto (1987) mendefinisikan sebagai jumlah berat dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikrometer. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan dapat menimbulkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas primer perairan menurun, yang pada akhirnya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan.
      Kekeruhan dapat mempengaruhi kualitas perairan dan berdampak pada jumlah padatan tersuspensi. Nilai padatan tersuspensi sebanding dengan nilai kekeruhan apabila keduanya memiliki nilai yang tergolong tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa padatan tersuspensi berkorelasi positif terhadap kekeruhan, semakin tinggi nilai padatan tersuspensi maka nilai kekeruhan semakin tinggi pula (Effendi, 2003). Bahan-bahan tersuspensi dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapat meningkatkan kekeruhan selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam air dan akhirnya akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan (Effendi, 2003). Jika pada padatan tersuspensi berupa bahan organik dengan kadar yang tinggi, proses pembusukan sangat mungkin terjadi sehingga akan menurunkan atau menghabiskan oksigen terlarut dalam perairan. Bahan mineral dan organik tersuspensi dapat menjadi endapan yang menutupi dasar aliran sehingga menyebabkan kematian pada tumbuhan dan hewan perairan (Klein, 1971).
         Pengujian Total Suspended Solid (TSS) dapat dilakuan secara gravimetri. Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu kelihatan karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain (Rivai,1994). Prinsip pengujian TSS berdasarkan SNI 06-6989.3-2004 yaitu contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103°C sampai dengan 105°C.
         Prinsip analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan). Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil, sehingga dapat diketahui berat tetapnya saring (Rohman dan Ginanjar, 2007).
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar gravimetri berhasil menurut Day dan Underwood (2002) yaitu:
1.   Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara analisis tidak dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau    kurang, dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro).
2.   Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya      murni atau hampir murni. Bila tidak, akan diproleh hasil yang tidak valid.
         Tahap-tahap pengukuran dalam metode gravimetri antara lain pengendapan, penyaringan, pencucian endapan, pengeringan dan penimbangan. Pengendapan bertujuan untuk mengendapkan analit yang akan ditetapkan dari larutannya dalam bentuk senyawa yang tidak larut atau sukar larut, sehingga tidak ada yang hilang selama penyaringan, pencucian endapan, pengeringan dan pemanasan. Penyaringan bertujuan untuk mendapatkan endapan yang bebas atau terpisah dari larutan (cairan induk) nya. Pencucian endapan bertujuan untuk membersihkan endapan dari cairan induknya yang selalu terbawa. Adanya cairan ini pada pemanasan akan meninggalkan bahan-bahan yang tidak mudah menguap. Langkah selanjutnya yaitu pengeringan. Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air yang berasal dari pencucian endapan dan yang terakhir yaitu penimbangan untuk mendapatkan berat konstan dari residu yang tertinggal di kertas saring (Rohman dan Ginanjar, 2007).
Rumus penentuan kadar TSS menurut (SNI 06-6989.3-2004) yaitu:



Dimana:
W0       : Berat awal (mg)
W1    : Berat akhir (mg)
V       : Volume sampel (mL)

DAFTAR PUSTAKA
 

Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.      Yogyakarta: Kanisius.
Tarigan, M. S., dan Edward. (2003). Kandungan Zat Padat Tersuspensi (Total   Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi tenggara. Jurnal Makara Sains,Vol 7, No 2, Hal 109-119. 
Sugiharto. (1987). Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI Press.
Klein, L. (1971). River Pollution Volume 1. London: Butterworth.  
Rivai, H. (1994). Asas Pemeriksaan Kimia. Padang: UI Press.  
Rohman, A. dan Ginanjar, I. G. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.  
Day, R. A., dan Underwood, A. L. (2002). Analisis Kimia Kuantitaif. Edisi kelima Jakarta: Erlangga .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar