Gaya Antar molekul
Gaya Van Der Waals
Gaya Van
der Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik-menarik di antara
molekul-molekul. Gaya ini timbul dari gaya London dan gaya antardipol-dipol.
Jadi, gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul
polar. Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar.
Molekul polar memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika
dikumpulkan, maka molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk
formasi) sedemikian hingga ujung yang bermuatan positif akan
berdekatan dengan ujung yang bermuata negatif dari molekul lain. tapi
tentu saja formasinya tidak statis/tetap, kenapa? Karena sebenarnya
molekul selalu bergerak dan bertumbukan/tabrakan.
Catatan:
Molekul/atom/zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K (-2730C.
Untuk jelasnya, bisa dilihat pada gambar berikut:
Gaya Dipol-Dipol Untuk jelasnya, bisa dilihat pada gambar berikut:
Gaya Van der Waals diperlihatkan dengan garis merah (putus-putus).
Kekuatan gaya tarik antara dipol ini biasanya lebih lemah dari kekuatan
ikatan ionik atau kovalen (kekuatannya hanya 1% dari ikatan).
Kekuatannya juga akan berkurang dengan cepat bila jarak antar dipol
makin besar. jadi gaya Van der Waaals suatu molekul akan lebih kuat pada
fase padat dibanding cair dan gas.
Dipol adalah singkatan dari di
polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah senyawa yang
memiliki kutub positif (δ+) di satu sisi, dan kutub negatif (δ-)
di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut sebagai senyawa
polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu diperhatikan
bahwa dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol lebih
lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat pada
senyawa ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua , yaitu ion positif/kation
(+) dan ion negatif/anion (-). Untuk memahami perbedaan antara ion
dan dipol, mari kita perhatikan gambar berikut:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion,
molekul terbagi (bisa juga dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion
positif dan ion negatif sebenarnya terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya
gaya tarik-menarik antar ion positif dan negatif (gaya coulomb). Pada senyawa polar, tidak terjadi pemisahan. Molekul
merupakan satu kesatuan. Hanya saja pada satu sisi/tepi terdapat kutub positif
(δ+) dan di sisi/tepi yang lain terdapat kutub negatif (δ-).
Ikatan Hidrogen
Ikatan
Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang memiliki atom H yang terikat pada
atom yang memiliki keelektronegatifitas yang tinggi. Ikatan Hidrogen juga dapat
didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua
muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat
dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan
kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van
der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah
atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal
dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas
yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N). Muatan parsial
negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya. Gambaran ikatan hidrogen dapat dilihat pada gambar berikut:
Ikatan hidrogen diperlihatkan pada garis merah (putus-putus). Meskipun
tidak terlalu kuat, ikatan hidrogen tersebar diseluruh molekul. Inilah
sebabnya air (H2O) memiliki titik didih yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan senyawa lain dengan berat molekul (Mr) yang hampir sama. Sebut misalnya CO2 (Mr=48) dalam suhu kamar sudah berwujud gas, sedangkan air (H2O) dengan berat molekul lebih kecil (Mr=18) pada suhu kamar (20 0C) masih berada pada fase cair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar